melewatkan 2020 tanpa GIGS!

Tahun 2020 ternyata tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya, ketika hitungan kalender hanya berada pada bulan februari & setelah itu adalah masa pandemi sampai detik menjelang pergantian tahun ini, tidak hanya sendi perekonomian masyarakat banyak yang mengalami penurunan, akan tetapi para penggiat musik & pelaku event juga terkena dampaknya, jadwal event skala besar sampai gigs kecil terkena imbas dari larangan aturan dilarang berkerumun dengan dalih atas nama protokol kesehatan.

dikota kudus pun seperti itu, banyak planing acara musik untuk tahun 2020 terpaksa batal digelar, beberapa pihak penyelenggara event pun harus menjadwal ulang dengan pihak sponsorship, apakah akan digelar ditahun depannya lagi atau dibatalkan, tercatat ada beberapa planing acara musik yang menurut saya sebetulnya akan jadi keren kalau terlaksana, dengan guest star yang memang kebetulan jadi salah satu idola saya juga eheuehee, tapi kembali lagi karena status masa pandemi & wabah corona yang mengharuskan semua hal apapun itu untuk diRestart ulang.

untuk ukuran kota kecil seperti kota kudus ketika waktu normal sebelum masa pandemi memang tidak banyak event-event musik yang digelar, bahkan dalam kurun waktu satu tahun belum tentu ada satu event musik yang menampilkan band-band atau artis papan atas, kebanyakan acara musik yang digelar adalah acara musik skala kecil sekali yang kita terbiasa menyebutnya dengan gigs, yang hadir memang maksimal hanya beberapa puluh orang & itupun juga hanya diramaikan oleh mereka yang membuat acara atau juga penggiat dari scene masing-masing, beberapa event organizer lokal juga membikin event dengan guest star lokalan juga, sering terlontar beberapa kali pertanyaan dari kawan-kawan diluar kota untuk saya, "kota kudus kan terkenal dengan sebuah pabrik rokok yang berskala nasional & sering bikin event musik dikota besar dengan skala sangat besar, kenapa dikota kudus sendiri mereka malah jarang bikin event musik", saya sendiri juga bingung untuk menjawabnya, kenapa ?, saya sendiri tidak tahu, atau mungkin dari segi perang marketing kota kudus tidak termasuk dalam list mereka karena secara otomatis masyarakat dikota kudus sudah merokok merk mereka tanpa mereka harus melaksanakan program marketing sekalipun.

 tidak hanya dikota yang saya tinggali, mungkin juga kawan-kawan penggiat musik dari kota lain juga merasakan hal yang sama, ketika kita akan bergerak untuk membikin katakanlah sebuah gigs kecil juga bingung karena sudah dipersiapkan pasal-pasal pidana yang siap menjerat siapa saja dengan dalih harus mematuhi protokol kesehatan, hanya ketika menjelang akhir tahun 2020 ini mulai ada beberapa kolektif / scene yang membikin gigs dengan ala kadarnya & kucing-kucingan dengan peraturan yang dibikin oleh pemerintah, tercatat dari Kolektif Warteg juga sempat membikin sebuah gigs kecil dengan menampilkan band pop folk ikonik mereka CandraBhakti & juga beberapa band lain, skena hardcore kota kudus juga beberapa kali menyelenggarakan studio gigs untuk memanaskan band-band binaan mereka sendiri agar terus on fire & terakhir ada Kolektif Macan Muria, kolektif ini adalah salah satu sayap seni dari organisasi suporter terbesar dikota kudus, mereka juga merawat semangat komunitas mereka dengan menggelar sebuah studio gigs yang menampilkan beberapa band seperti Menuju Utara, The West Bois, Sick Class, Sunrise dan lain-lain.

 
 
kita semua berharap agar pandemi virus corona ini secepatnya akan berakhir, tahun 2021 sudah didepan mata & kita juga tidak ingin ditahun 2021 nanti akan sama persis dengan tahun 2020 ini, berlalu dengan begitu cepat tanpa melakukan suatu hal apapun kecuali jika dilakukan secara kucing-kucingan, meskipun indonesia sedang tidak baik-baik saja dalam dunia perpolitikan setidaknya indonesia akan kembali menjadi sehat dari virus corona yang sedang mewabah diseluruh dunia ini, terimakasih.