Janjian dengan beberapa kawan untuk menghabiskan malam disebuah kedai kopi terkadang bisa menumbuhkan inspirasi tentang banyak hal, meskipun lebih sering berada didalam pembahasan yang tidak nyambung antara satu dengan lainnya, terkadang ada beberapa kawan yang malah lebih sibuk dengan gawainya & mengabaikan interaksi dengan sesama yang berada didekatnya.
ketika tiba pada sesi pembahasan lagu-lagu baru, teman saya memutarkan sebuah lagu yang kita semua sudah yakin kalau lagu tersebut adalah Folk, namanya cukup simpel tapi bikin hati berdesir ketika membaca kata tersebut, SEPERTIGA MALAM, seketika kita yang berada didalam satu meja sepakat untuk memberikan rating tinggi untuk musisi yang mengawal band (?) ini.
tidak banyak referensi yang bisa saya kulik ketika ingin tahu lebih banyak tentang SEPERTIGA MALAM, searching di google juga tidak memuaskan, berbekal kanal youtube & stalking di instagram, akhirnya saya memberanikan diri untuk berSay Hello dengan SEPERTIGA MALAM, sebelum menulis lagi saya ucapkan banyak terimakasih untuk mas Azwar yang sudah menghubungkan saya melalui tulisan dengan mas Ferdi, sosok one man di SEPERTIGA MALAM, semoga suatu saat nanti kita semua bisa bertemu didunia nyata.
Halo mas apa kabar, apakah kota pontianak sedang baik-baik saja atau sedang tidak bergairah karena adanya pandemi virus corona ini
halo, kabar baik mas, sekarang sudah mulai membaik walaupun belum sepenuhnya normal sih, dan untuk kegiatan bermusik disini sementara masih belum bisa mendapat izin untuk pertunjukan, sampai waktu yang belum ditentukan.
Kenapa memilih nama SEPERTIGA MALAM
karena karya-karya sepertiga malam rata-rata dibuat diwaktu sepertiga malam, nama tersebut juga sebagai pengingat diri untuk merenung, merenung dalam artian instropeksi diri dan lain-lain.
Seperti yang kita tahu, SEPERTIGA MALAM adalah one man show, kenapa tidak tertarik untuk menjadikan sebagai sebuah full band saja
kalau dipanggung memang terlihat one man show, tetapi sebenarnya dibalik panggung ada orang-orang hebat yang saling bekerja sama sebagai sebuah tim. untuk sepertiga malam sendiri tidak dijadikan sebagai band karena khasnya sepertiga malam memang tidak dalam format full band, rencana saya nanti akan berkolaborasi dengan alat musik yang lain & mungkin kedepan akan buat proyekan dengan format full band tetapi dengan nama yang lain.
Berkat perkembangan arus informasi, saat ini mulai banyak yang mengerti tentang SEPERTIGA MALAM, padahal sudah ada sejak tahun 2016, apakah memang SEPERTIGA MALAM tidak terlalu memanfaatkan sisi publikasi atau hanya mengalir seadanya untuk promosi
untuk promosi memang mengalir begitu saja, awalnya hanya lewat showcase & hasil video livenya kami upload lewat youtube untuk melihat repon, kita juga sekalian mempelajari lagu mana sih yang banyak disukai oleh pendengar. kita juga memahami karena dikondisi tertentu pendengar ibarat juri yang sebenarnya untuk karya-karya yang sudah kita keluarkan.
Kenapa memilih tanpa lirik & selalu ditemani oleh bambu air
karena saya memang tidak punya keahlian dalam menulis lirik, walaupun tidak dengan lirik tapi nada juga bisa menyampaikan apa yang sedang kita pikirkan & musik adalah bahasa yang sangat universal. suara bambu air memberikan efek rileks & bambu air juga untuk memberikan warna khas didalam musik Sepertiga Malam.
Saya paling feelin good dengan lagu Pasir Laut & Ombak, sebenarnya apa sih yang ingin diceritakan dari lagu tersebut
sebenarnya tidak ada cerita khusus terhadap lagu tersebut, judulnya adalah tempat pikiran saya berada saat membuat lagu tersebut.
Apakah sudah membuat EP / album dalam bentuk rilisan fisik ?
sementara belum ada rilisan fisik, hanya melalui beberapa platform digital saja, rencananya kedepan akan merilis dalam bentuk fisik.
SEPERTIGA MALAM ini apakah sebagai project atau memang dari awal membikin sebagai sebuah band utama
dari awal memang project, dari yang hanya bermain guitalele, kemudian ada penambahan bambu & air, sekarang sampai pada penambahan perkusi kaki.
Ceritakan sedikit dong tentang skena musik dikota pontianak
skena musik pontianak 10 tahun belakangan cukup berkembang, banyak band yang membuat karya sendiri dengan genre berbeda-beda, yang mana menurut saya berbeda itu adalah kaya plus ditambah seringnya pertunjukan musik dikota pontianak ini. saat ini juga merasakan kemudahan untuk mempromosikan karya keluar pontianak secara online, bisa melalui youtube maupun media sosial yang lainnya, tetapi ada juga konsekuensi lainnya dari kecepatan internet yang semakin meningkat. untuk bidang musik, saat ini kota pontianak sedang kekurangan generasi penerus, generasi sekarang lebih banyak menghabiskan waktu untuk dunia maya.
Isu terhangat adalah pemindahan ibukota RI kePulau Kalimantan, setujukah dengan hal ini, atau malah menolaknya
sebenarnya tidak ada alasan untuk menolak kalau memang pemerintah sudah mempersiapkan dengan matang & sudah yakin tidak ada lagi rakyat indonesia yang kelaparan. yang perlu menjadi catatan adalah PR besar bagi pemerintah untuk membangun infrastruktur yang memadai untuk sebuah ibukota, disamping itu juga membutuhkan lahan yang tidak sedikit.
banyak yang tahu kalau pulau kalimantan juga sebagai paru-paru dunia, sangat sulit membayangkan kalau tiba-tiba banyak pohon yang ditebang untuk kebutuhan infrastruktur pembangunan ibukota baru. yang saya belum paham adalah apakah jakarta mutlak sudah tidak bisa dibenahi sehingga ibukota harus pindah dengan biaya yang pastinya sangat besar, sementara kita tahu banyak saudara setanah air kita yang daerahnya masih tertinggal, tidak bisa melanjutkan pendidikan & masih banyak yang tidak bisa berobat karena biaya rumah sakit yang masih sangat mahal bagi mereka yang tidak mampu secara ekonomi.
Permasalahan tambang bekas galian batubara juga banyak menyisakan masalah bagi warga kalimantan
sebelumnya kita perlu mencari tahu apa & siapa yang jadi penyebabnya, secara tidak langsung penyebabnya adalah "saya" & "kita", kenapa ?, seperti hukum dasar ekonomi, peningkatan produksi berbanding lurus dengan permintaan, permintaan untuk kebutuhan listrik sekarang ini makin meningkat, kita tahu batubara sebagian besar digunakan untuk pembangkit listrik, kebetulan saya sendiri menyikapi hal ini dengan menggunakan solar panel & bisa mencukupi 30-40 persen kebutuhan listrik dirumah. dikota pontianak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk energi alternatif adalah sinar matahari, mungkin beda daerah beda juga energi alternatifnya, mungkin didaerah lain bisa menggunakan energi alternatif dari angin, ombak, air terjun dan lain-lain.
Setelah wabah corona mereda apakah ada wacana untuk band tour muter pulau jawa mungkin
ada sih wacana untuk tour pulau jawa, selain mengenalkan karya secara online kami juga ingin mengenalkan musik Sepertiga Malam secara offline kepada kawan-kawan dimanapun saja, diluar untuk tujuan tour sebenarnya kami juga ingin silaturahmi dengan teman-teman pendengar musik Sepertiga Malam.
Bagaimana kesan terhadap Folk Festival yang diadakan dikota malang beberapa tahun yang lalu, apakah ada wacana untuk bikin Folk Fest dikota pontianak
Folk Music Festival sangat berkesan untuk Sepertiga Malam karena itu adalah panggung pertama saya dipulau jawa & juga banyak bertemu dengan orang-orang hebat. untuk sementara waktu saya belum mendengar ada wacana untuk membuat Folk Festival di pontianak.
planing SEPERTIGA MALAM kedepan
planing yang terdekat rencananya akan merilis video single, menurut rencana video ini akan kita buat disalah satu pulau tak berpenghuni di natuna & rencananya juga akan berkolaborasi dengan alat musik lain.
Sebutkan band dari kota pontianak yang wajib untuk didengarkan & dikulik
ada banyak, Sidepony, Avanindra, Lemon Tea, Chicken Shit, Coffee This Morning, Cabik, Balaan Tumaan, Manjakani, LAs, Coffternoon, Wai Rejected, Secret Weapon, Puck Mude, Parsley.
Adakah pesan & salam
terimakasih untuk semua teman-teman yang sudah support Sepertiga Malam, tetap jadikan musik sebagai jembatan perbedaan untuk budaya kita yang bermacam ragam.