tidak banyak yang mengetahui tentang sepak terjang band yang satu ini, movement mereka seakan tenggelam ditengah riuhnya genre-genre dari sub genre punk lainnya yang lebih kekinian, yang lebih berkompromi dengan pasar & mulai menggeliat dikota kudus, jika tidak ada band ini mungkin genre musik punk dikota kudus akan sedikit terlambat untuk masuk, band yang hadir pertama kali diawal tahun 2000 ini masih menunjukkan eksistensinya hingga saat ini & setahu saya LENTHOG RIOT adalah band punk rock pertama yang hadir dikota kudus. meskipun sempat beberapa kali berganti personil tapi band ini ternyata masih tetap lanjut, bahkan sempat ngePrank para pemujanya dengan mengeluarkan sebuah album yang diberi titel Bandit Politik.
seperti band punk rock pada umumnya lagu-lagu mereka banyak yang bertema sosial & ketidak puasan terhadap sistem pemerintah, bahkan tetap bersuara lantang dengan menceritakan alur tentang bandit-bandit birokrasi, bukan hanya melontarkan kritikan melalui lagu saja, personil band ini juga sering melakukan aksi nyata dengan turun kejalan untuk menyuarakan kritikan terhadap para penguasa, kali ini saya mencoba untuk berbasa-basi dengan vokalis mereka, meskipun terasa menyebalkan tapi harus saya lakukan
ceritakan sedikit tentang LENTHOG RIOT
mmm apa yah, mungkin kami hanya sebuah band yang bukan benar-benar band & kebetulan saja sejak pertama berdiri kami sudah membawakan genre punk rock, LENTHOG RIOT pada awal-awal berdiri diawaki oleh 3 orang spesies langka yang dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa heheheee, ada joko a.k.a jocker pada posisi gitar vocal, terus saya sendiri Qjub berposisi pada bass vocal & mahfud drum, saat ini kita sudah beberapa kali melakukan pergantian personil, tidak ada skill khusus karena disini bukan tentang band atau musikalitas saja, tapi lebih kepada apa yang ingin kami suarakan, mmm apa lagi yah, pokoknya punk.
band minimalis tapi bisa bertahan selama ini
kurang paham juga dengan eksistensi kita yang bisa bertahan sampai detik ini, kita sendiri berada didalam genre yang bisa dikatakan minoritas, bahkan terkadang dicela oleh para penggiat seni yang lain, kita memainkan musik punk yang bagi saya sendiri bukanlah sebuah pilihan tapi memang merupakan jiwa yang sudah menyatu & tidak bisa dipisahkan dari saya apalagi disuruh berhenti. band ini sendiri adalah penggabungan antara seni & menyuarakan kritikan tentang kebijakan pemerintah yang tidak jelas, bahkan terkesan memeras, menindas, plin plan, hingga endingnya adalah rakyat terbawah yang selalu jadi korbannya.
saat ini banyak yang menyukai musik punk dari segi fashion
bebas sih, kalian bisa menjadi punk seperti apa yang kalian inginkan, ada punk yang tampil maskulin, ada juga punk yang suka berpakaian kumal, this is just fashion, saya pribadi tidak terlalu perduli dengan hal ini, karena bagi saya punk bukan hanya sebatas fashion tapi sudah terpatri didalam hati.
ada juga yang mengaku punk tapi tidak paham root punk
banyak sih yang seperti itu, saya sendiri menemukan masalah ini didalam kota kudus, kebanyakan hanya meniru soal fashion atau parahnya punk mereka jadikan sebagai bahan pelarian, banyak juga yang memakai full dress punk nonton gigs yang ujung-ujungnya malah membikin keributan dengan penggemar genre lain, seharusnya mereka juga paham tentang root punk terutama band-band punk generasi awal, hingga movement yang mereka lakukan, jangan hanya menelan mentah tentang punk karena yang ada akan menjadi salah kaprah tentang punk itu sendiri.
album Bandit Politik terjual berapa copy
album ini kita kerjakan sendiri secara sukarela, saya sendiri tidak pernah menghitung album ini sudah laku berapa copy, album ini lebih tepat kita sebut sebagai gimmick karena banyak yang kita berikan secara free maupun sekedar barter kepada teman-teman yang kita kenal antar scene, dulu pernah juga kita jual waktu ada gigs-gigs punk atau ketika kita perform, tapi kalian juga bebas membajak album Bandit Politik ini jika kalian malas untuk membelinya.
ketika punk dengan sub-genrenya yang lain lebih menjanjikan, apakah kalian tidak ada niatan untuk sedikit berkompromi mengikuti
LENTHOG RIOT membawakan musik punk tidak berdasarkan trend apalagi untuk sekedar dipuja-puja, band ini adalah ungkapan jiwa kami semua, kami mengeluarkan kritikan kepada apa yang ingin kami kritik, banyak hal tentang ketidak puasan maupun kesewenang-wenangan, setidaknya kita sudah berteriak & bukan hanya diam menerima kenyataan.
kalian banyak bercerita tentang politik, ketidak adilan, keserakahan birokrat dan lain-lain, apakah untuk album berikutnya kalian akan berganti tema
saya rasa tidak, konsep bermusik kita tetap seperti ini, tetap jelas dalam melontarkan kritikan & tidak plin plan, masa bodoh dengan penjualan album, kita tetap mengutamakan kebebasan dalam berkarya.
jika kalian melakukan aksi turun kejalan, apakah kalian yakin dengan adanya jawaban memuaskan
kami yakin bahwa aksi yang kita lakukan dengan turun kejalan pasti akan didengar, kita suarakan apapun hasilnya, kami hanya ingin hal yang kami rasa tidak benar bisa diluruskan meskipun sulit sekalipun, bahkan beberapa kali kita menerima tindakan represif dari aparat ketika sedang menjalankan sebuah aksi, tapi kita juga sudah sadar dengan konsekuensi yang akan kita terima seperti hal tersebut.
tentang scene punk dikota kudus
bicara scene punk dikota kudus saya rasa tetap ada, scene punk dikota kudus mungkin sama dengan dikota lain, punk dengan sub genrenya sudah dikotak-kotakkan dalam tiap scene, banyak yang tertarik terhadap punk hanya dari musiknya saja, tapi ada juga yang tertarik ikut karena sepaham dengan movement yang kita buat, semoga saja mereka bisa menjadi punk yang sebenar-benarnya punk, paham tentang roots, bukan hanya menikmati punk dari sisi negatifnya saja.