Makassar Connection


akhirnya saya berkesempatan untuk pertama kalinya menginjakkan kaki dikota Makassar, meskipun hanya mempunyai jatah beberapa hari berada dikota Makassar saya ingin mempunyai jadwal yang tepat untuk mengunjungi beberapa objek wisata maupun jadwal untuk bertemu dengan beberapa rekan yang berada dikota Makassar. dari beberapa referensi tempat wisata yang ingin saya kunjungi ternyata banyak yang berada diluar kota makassar & dengan sangat terpaksa saya harus mengCancel jadwal wisata kebeberapa tempat yang sudah saya list.
kota Makassar seperti umumnya kota-kota besar lainnya yang pernah saya singgahi, hiruk pikuk kendaraan, macet dimana-mana & terjebak diantara lautan motor juga mobil pada jam pulang kerja adalah hal yang biasa. tempat wisata yang pertama kali saya singgahi adalah Benteng Fort Rotterdam, Benteng Fort Rotterdam sendiri dibangun pada tahun 1545 oleh raja gowa yang ke-9, saya sendiri tertarik untuk melangkah lebih dalam diarea benteng ini, menikmati peninggalan bangunan dengan ornamen khas eropa & banyak ruangan besar yang mungkin pada jaman dahulu digunakan sebagai tempat istirahat untuk para pasukan belanda. salah satu hal yang membikin saya penasaran terhadap Benteng Fort Rotterdam ini adalah tentang ruang penjara yang pernah digunakan untuk menahan
Pangeran Diponegoro. beberapa bangunan didalam komplek Benteng Fort Rotterdam ini sudah beralih fungsi, ada yang dijadikan sebagai museum & beberapa dijadikan sebagai kantor oleh instansi pemerintah.                                                                                                                                  







hanya berjarak beberapa meter dari Benteng Fort Rotterdam saya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju salah satu ikon wisata pantai dikota Makassar yaitu Pantai Losari, sayang apa yang saya temui dilokasi pantai sangat mengecewakan, banyak sampah botol plastik maupun sampah yang lainnya bertebaran dibibir Pantai Losari & membuat mata yang memandang sangat tidak mengenakkan, saya hanya heran dengan dinas pengelola Pantai Losari, sebuah pantai yang jelas-jelas menjadi ikon dari kota Makassar tapi tidak ditangani dengan serius terutama soal kebersihannya.




setelah puas menikmati suasana diPantai Losari, berbekal google map saya mencoba untuk menemukan sebuah store yang mana store ini sudah menjadi salah satu agenda berbelanja bagi saya ketika mau berkunjung kekota Makassar, yap yang saya tuju adalah sebuah store yang menjual merchandise resmi untuk para suporter PSM Makassar, dengan berbelanja digerai / store resmi maka secara tidak langsung kita mendukung movement yang mereka buat.


dari pusat kota Makassar saya bergeser menuju kedaerah pinggiran kota, tempat wisata ini bisa dibilang baru dikota Makassar, banyak muda-mudi yang berlalu lalang untuk sekedar berSwa foto dilokasi ini, para pengunjung dihutan mangrove lantebung ini akan disuguhi oleh trekking panjang yang menghubungkan beberapa bagian dari hutan mangrove itu sendiri, beberapa kali saya harus turun dari kendaraan untuk menanyakan letak pasti dari hutan mangrove lantebung ini, entah kenapa google map tidak meletakkan titik hutan mangrove lantebung ini dengan benar & yang ada malah menyesatkan sejauh beberapa kilometer dari lokasi. 



tempat terakhir yang saya singgahi dikota Makassar adalah sebuah rumah kreatif & juga dijadikan sebagai basecamp dari teman-teman Makassar Zine Library, saya berkenalan juga berbincang banyak dengan mas Adi tentang zine, scene musik dimakassar & banyak obrolan lain seputar industri kreatif. mas Adi sendiri tercatat sebagai salah satu pengasuh dari Makassar Zine Library & sepak terjang komunitas ini sudah tidak diragukan lagi dalam melanggengkan zine culture dikota Makassar, selain aktif di Makassar Zine Library mas Adi juga tercatat sebagai salah satu pentolan band street punk Makassar yaitu Kerklink.