banyak dari masyarakat awam yang masih menganggap bahwa seni mural & grafiti adalah sesuatu yang bersifat negatif, cap membikin kotor tembok dengan gambaran-gambaran tidak berguna terus mengiringi langkah para penggiatnya, bahkan dari pihak pemerintah daerah setempat juga sempat mengeluarkan statement bahwa pelaku mural akan ditangkap & dikenakan sanksi yang tegas. bagi yang belum memahami memang semuanya terlihat sama, asal menggambar diruang terbuka berarti bisa dikatakan sebagai penggiat seni mural, padahal yang banyak terjadi dilapangan adalah banyaknya orang yang asal menggambar maupun menulis tanpa dasar seni yang bagus & bagi yang sudah memahami hal tersebut bisa dikatakan sebagai Vandal!, berbeda dengan para penggiat seni mural yang sebenarnya, mereka menggarap sebuah karya dengan sepenuh hati yang pada akhirnya akan berujung dengan sebuah gambaran yang enak dipandang & tidak jarang banyak dari gambar tersebut berisi sebuah pesan moral yang menyuarakan tentang apa saja.
mungkin kita bisa mencontoh sepak terjang dari sosok bapak Luwiyanto seorang seniman mural yang telah berhasil mengubah kampung batik tengah dikota semarang hingga menjadi pembicaraan yang bukan hanya beredar ditingkat nasional tapi juga internasional, kampung yang sebelumnya hanyalah sebuah kampung biasa kini menjadi sebuah ikon & menjadi kampung percontohan berkat dari tangan kreatifnya dalam mengolah seni mural hingga akhirnya banyak dari masyarakat yang tertarik untuk datang kekampung batik meskipun hanya sekedar untuk berburu mural yang dipandang paling instagramable.
salah satu contoh juga datang dari kota Jogjakarta yang bisa dianggap sebagai surganya para penggiat seni mural & grafitti, beberapa waktu lalu para seniman mural dikota Jogja bahkan sempat berkolaborasi dengan para seniman dari Clarion Alley Mural Project san fransisco california USA, proyek mural antar negara tersebut diprakarsai oleh San Fransisco Asian Art Museum bekerjasama dengan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, mereka memberi titel " Bangkit / Arise " untuk proyek budaya lewat seni mural ini, hingga pada akhirnya beberapa seniman mural dari kota Jogjakarta harus terbang keCalifornia untuk bertukar karya & membuat banyak kegiatan publik untuk lebih mengenalkan beragam kesenian (selain seni mural) dari negara indonesia. dari beberapa contoh ini bisa kita simpulkan bahwa seni mural jika dilakukan dengan benar & serius juga bisa menjadikan sebagai duta untuk kota kita bahkan bisa juga memunculkan karya seni sebagai identitas dari bangsa indonesia ini.
seni mural & grafiti juga mempunyai banyak sub genre yang biasa digarap oleh para seniman penggiatnya, dan yang dilakukan kawan-kawan dari SAS03 adalah karya mereka didedikasikan untuk mensuport total tim sepakbola kebanggaan yaitu PERSIKU Kudus, beberapa eksebisi mural dengan seniman dari luar komunitasnya sudah sering mereka lakukan, tidak akan pernah berhenti berkarya mereka lontarkan sebagai simbol penyemangat bagi para penggiat didalam komunitasnya, menanti liga bergulir dengan mengeluarkan karya demi karya & ketika liga sudah berjalan kesibukan mereka akan semakin bertambah yaitu hadir didalam stadion untuk bernyanyi meneriakkan dukungan kepada tim kebanggaan. totalitas sudah mereka buktikan dalam mengawal tim kebanggaan melalui pesan-pesan dalam gambar seni mural dijalanan, mereka hanya menginginkan tim yang mereka banggakan bisa bermain dalam kasta yang sebenarnya.